08 June 2011

Tips Menghindari Racun dari Alat Dapur

Tips Menghindari Racun dari Alat Dapur

Jika sebelumnya kita telah mengetahui kalau sebenarnya alat-alat dapur yang biasa kita gunakan itu banyak mengandung racun, nah ini solusinya:

Gunakan alat masak yang terbuat dari stainless-steel titanium..
Emang, harganya relatif lebih mahal
Tapi sekaligus lebih irit, karena kita menggunakan lebih sedikit bumbu makanan (kita kan gak usah nutupin rasa pahit dari alat masak itu)

Tapi jangan lupa, tetap ingat makanan jangan yang sembarangan..
Kesehatan mahal harganya..
Agan gak ngerasa sakit sekarang atau besok, tapi nanti!!
Jangan mau dibodohi oleh alat masak yang menarik di iklan, tapi gak memperhatikan kualitas dan kesehatan konsumennya..

Selama ini agan pake bumbu masak yang BANYAK karena rasa pahit yang timbul karena alat masak agan..
Kenapa selama ini gak ngerasa? Karena ketutupan sama garam dan lada yang agan masukin tersebut..
Akibat bumbu kebanyakan? Bisa hipertensi dan gangguan kesehatan lainnya.
Rasa manis dalam sayuran juga jadi ketutupan sama rasa panci kalian

Jangan masukkan bahan kimia ke tubuh karena antibodi tubuh itu buat virus dan kuman.. Bukan logam
Ane bukan dokter, bukan tabib.. Cuma mau share doang dan ini enggak HOAX!!
Terserah agan mau percaya atau enggak.. Kalau gak percaya cari aja artikel serupa di google mungkin ada..

Be healthy!! Jgn mau kalah dan dibodohi gan.. Di negara-negara maju udah gak ada yang pake teflon, dilarang..

Sumber? Macem2 deh pokoknya


Manfaat?

* Masakan tdk terkontaminasi logam. Bahan terbuat dari 316Ti Titanium stainless steel .
* Nutrisi terjaga utuh ( rata-rata 93% vitamin dan mineral tetap utuh).
* Mengurangi pemakaian gula, garam dan minyak dalam masakan.
* Mengurangi resiko penyakit kanker, jantung dan diabetes.
* Mengukus sayuran ( seperti untuk pecel) tanpa air.
* Tim ayam garam hanya 20 menit, dengan rasa yang sedap/ enak dan empuk.

06 June 2011

Mengapa langit berwarna biru?

Mengapa langit berwarna biru?

Atmosfir bumi mengandung molekul gas kecil dan partikel (butiran) debu. Sinar matahari yang memasuki atmosfir tersebut bertemu dengan molekul gas dan partikel debu tadi. Warna sinar yang memiliki gelombang sinar lebih panjang seperti merah dan kuning, dapat melewati dan menembus molekul gas dan debu tadi. Tetapi warna biru yang memiliki gelombang sinar lebih pendek dipantulkan kembali ke atas atmosfir. Itulah mengapa langit terlihat berwarna biru. Prinsip yang sama berlaku juga dengan air di laut atau danau yang terlihat berwarna biru.


Gelas termasuk benda padat, tetapi mengapa gelas terlihat bening?

Molekul dari benda padat biasanya saling mengikat dengan rapat, karena itu umumnya sinar tidak dapat menembus benda padat. Pada cairan dan gas, molekul-molekul bergerak bebas dan memiliki banyak ruang kosong diantara molekulnya. Itulah sebabnya sinar dengan mudah menembus material seperti gas dan air. Gelas dibuat dengan cara melebur pasir dan mendinginkannya kembali. Bahan yang terbentuk akhirnya menjadi padat dan kaku, tetapi masih memiliki molekul yang bebas bergerak seperti sifat molekul pada cairan, sehingga ruang kosong diantara molekul gelas tersebut bisa dilewati oleh cahaya, walaupun gelas adalah benda padat.


Mengapa matahari berwarna merah saat terbit dan terbenam?

Saat matahari terbit dan terbenam, sinar dari matahari melakukan perjalanan yang lebih panjang dibandingkan dengan diwaktu lain seperti siang karena jarak antara kita dan matahari di waktu terbit dan terbenam lebih jauh dibandingkan diwaktu siang. Warna sinar yang mampu mencapai kita adalah warna yang mempunyai gelombang sinar lebih panjang yaitu merah. Inilah sebabnya mengapa matahari terlihat merah diwaktu tersebut

Sedekah Yang Paling Afdhol

Sedekah Yang Paling Afdhol

Dalam sebuah hadits terdapat penjelasan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengenai aktifitas bersedekah yang paling utama alias afdhol.
Tidak semua bentuk bersedekah bernilai afdhol. Bagi orang yang berusia muda dan sedang energik tentunya bersedekah memiliki nilai lebih tinggi di sisi Allah daripada bersedekahnya seorang yang telah lanjut usia, sakit-sakitan, dan sudah menjelang meninggal dunia.
Untuk itulah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam memberikan gambaran kepada ummatnya mengenai sedekah yang paling afdhol.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ حَرِيصٌ
تَأْمُلُ الْغِنَى وَتَخْشَى الْفَقْرَ وَلَا تُمْهِلْ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ
قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ

“Seseorang bertanya kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling afdhol?” Beliau menjawab: “Kau bersedekah ketika kau masih dalam keadaan sehat lagi loba, kau sangat ingin menjadi kaya, dan khawatir miskin. Jangan kau tunda hingga ruh sudah sampai di kerongkongan, kau baru berpesan :”Untuk si fulan sekian, dan untuk si fulan sekian.” Padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli waris).” (HR Bukhary)

Coba lihat betapa detilnya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan ciri orang yang paling afdhol dalam bersedekah. Sekurangnya kita temukan ada empat kriteria: (1) Dalam keadaan sehat lagi loba alias berambisi mengejar keuntungan duniawi; (2) dalam keadaan sangat ingin menjadi kaya; (3) dalam keadaan sangat khawatir menjadi miskin dan (4) tidak dalam keadaan sudah menjelang meninggal dunia dan bersiap-siap membuat aneka wasiat soal harta yang bakal terpaksa ditinggalkannya.
Pertama, orang yang paling afdhol dalam bersedekah ialah orang yang dalam keadaan sehat lagi loba alias tamak alias berambisi sangat mengejar keuntungan duniawi.
Artinya, ia masih muda lagi masa depan hidupnya masih dihiasi aneka ambisi dan perencanaan untuk menjadi seorang yang sukses, mungkin dalam karirnya atau bisinisnya.

Dalam keadaan seperti ini biasanya seseorang akan merasakan kesulitan dan keengganan bersedekah karena segenap potensi harta yang ia miliki pastinya ingin ia pusatkan dan curahkan untuk modal menyukseskan berbagai perencanaan dan proyeknya.
Dengan dalih masih dalam tahap investasi, maka ia akan selalu menunda dan menunda niat bersedekahnya dari sebagian harta yang ia miliki. Karena setiap ia memiliki kelebihan harta sedikit saja, ia akan segera menyalurkannya ke pos investasinya.
Setiap uang yang ia miliki segera ia tanam ke dalam bisnisnya dan ia katakan ke dalam dirinya bahwa jika ia bersedekah dalam tahap tersebut maka sedekahnya akan terlalu sedikit, lebih baik ditunda bersedekah ketika nanti sudah sukses sehingga bisa bersedekah dalam jumlah ”signifikan” alias berjumlah banyak. Akhirnya ia tidak kunjung pernah mengeluarkan sedekah selama masih dalam masa investasi tersebut.
Kedua, bersedekah ketika dalam keadaan sedang sangat ingin menjadi kaya. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam seolah ingin menggambarkan bahwa orang yang dalam keadaan tidak ingin menjadi kaya berarti bersedekahnya kurang bernilai dibandingkan orang yang dalam keadaan berambisi menjadi kaya. Sebab bila seorang yang sedang berambisi menjadi kaya bersedekah berarti ia bukanlah tipe orang yang hanya ingin menikmati kekayaan untuk dirinya sendiri.

Ia sejak masih bercita-cita menjadi kaya sudah mengembangkan sifat dan karakter dermawan. Hal ini menunjukkan bahwa jika Allah izinkan dirinya benar-benar menjadi orang kaya, maka dalam kekayaan itu dia bakal selalu sadar ada hak kaum yang kurang bernasib baik yang perlu diperhatikan.
Sekaligus kebiasaan bersedekah yang dikembangkan sejak seseorang baru pada tahap awal merintis bisnisnya, maka hal itu mengindikasikan bahwa si pelaku bisnis itu sadar sekali bahwa rezeki yang ia peroleh seluruhnya berasal dari Yang Maha Pemberi Rezeki, Allah Ar-Razzaq.
Hal ini sangat berbeda dengan orang kaya dari kaum kafir seperti Qarun, misalnya. Qarun adalah tokoh kaya di zaman dahulu yang di dalam meraih keberhasilan bisnisnya menyangka bahwa kekayaan yang ia peroleh merupakan buah dari kepiawaiannya dalam berbisnis semata.
Ia tidak pernah mengkaitkan kesuksesan dirinya dengan Yang Maha Pemberi Rezeki, Allah swt.

قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِ

“Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku".(QS Al-Qshshash ayat 78)

Ketiga, sedekah menjadi afdhol bila si pemberi sedekah berada dalam keadaan khawatir menjadi miskin. Walaupun ia dalam keadaan khawatir menjadi miskin, namun hal ini tidak mempengaruhi dirinya. Ia tetap berkeyakinan bahwa bersedekah dalam keadaan seperti itu merupakan bukti ke-tawakkal-annya kepada Allah.
Ia sadar bahwa jika Allah kehendaki, maka mungkin sekali dirinya menjadi kaya atau menjadi miskin. Itu terserah Allah. Yang pasti keadaan apapun yang dialaminya tidak mempengaruhi sedikitpun kebiasaannya bersedekah.
Ia sudah menjadikan bersedekah sebagai salah satu karakter penting di dalam keseluruhan sifat dirinya. Persis gambarannya seperti orang bertaqwa di dalam Al-Qur’an:

أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ

”... yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit.” (QS Ali Imran ayat 133-134)

Keempat, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sangat mewanti-wanti agar jangan sampai seseorang baru berfikir untuk bersedekah ketika ajal sudah menjelang. Sehingga digambarkan oleh beliau bahwa orang itu kemudian baru menyuruh seorang pencatat menginventarisasi siapa-siapa saja fihak yang berhak menerima harta miliknya yang hendak disedekahkan alias diwasiatkan.

Ini bukanlah bentuk bersedekah yang afdhol. Sebab pada hakikatnya, seorang yang bersedekah ketika ajal sudah menjelang, berarti ia melakukannya dalam keadaan sudah dipaksa oleh keadaan dirinya yang sudah tidak punya pilihan lain.
Bila seseorang bersedekah dalam keadaan ia bebas memilih antara mengeluarkan sedekah atau tidak, berarti ia lebih bermakna daripada seseorang yang bersedekah ketika tidak ada pilihan lainnya kecuali harus bersedekah.
Itulah sebabnya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam lebih menghargai orang yang masih muda lagi sehat bersedekah daripada orang yang sudah tua dan menjelang ajal baru berfikir untuk bersedekah.
Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa bersedekah yang paling afdhol. Terimalah, ya Allah, segenap infaq dan sedekah kami di jalanMu. Amin.-

Selama ini kita makan Racun

Kalian tau nggak kalau selama ini kita tuh makan racun?

Apa sih alat masak yang kalian pake sehari-hari?

Bisa teflon, stainless steel pot, sampai ke panci berbahan beling.. atau alumunium bahkan?

Taukah kamu kalau semua alat-alat tersebut BERBAHAYA untuk kesehatan kita?

Yuk, kita bahas satu persatu.


Selama ini kita menganggap kalau makanan cepat saji, asap rokok, dan zat pengawet dan pewarna makanan sebagai penyebab kanker dan penyakit lainnya.
Dan kita cuma peduli sama makanan yang mengandung bahan kimia supaya enggak dikonsumsi...

Tapi agan tau nggak kalo alat masak kita itu justru berpotensi PALING PARAH menyebarkan racun di tubuh kita?

Kenapa begitu?

Karena pada saat memasak, peralatan masak itu bisa melepas racun karena bersenyawa dengan makanan kita..

TEFLON

bisa menyebabkan kanker dan mengeluarkan polymer fume yang berbahaya buat paru-paru.
Teflon memiliki pori-pori yang besar, yang akan membuka saat kita memasak.
Jadi makanan akan masuk disaat pori-pori membesar dan saat kita selesai masak bakalan mengkerut lagi..
Suka bingung gak abis cuci teflon, pas mo pake lagi masih minyakan?
Nah itu dia... Makanan ngumpet di pori-pori..
Kalian makan apaan dong??

Di Amerika, pembuat alat masak yang terbuat dari teflon, telah didenda karena menyembunyikan informasi berbahaya. Pemerintah Amerika melalui US Environmental Protection Agency (EPA), baru mengetahui setelah teflon digunakan selama 50 tahun.

Di sini kita dibodohi karena kita negara berkembang..
Gak murah juga kan teflon?
Kita dijadiin tempat buangan

Aluminium
aluminium atau aluminium foil yang akan bereaksi kimia bila terkena asam cuka, asam tomat, asam jawa, asam jeruk, dan sebagainya.
Makanan akan tercemar racun tentunya..

Kaca


Kita pikir kaca aman kan?
Tauknya untuk mengikat kaca itu perlu TIMBAL!!!
Pada saat memasak timbal akan luruh dan meracuni makanan agan
Tau gak agan, kalo ada anak AUTIS itu karena TIMBAL..
Kalo kita tes rambut anak autis dari ujung sampe ujung itu isinya timbal
Makanya hati-hati untuk ibu hamil..